Jumat, 28 Juli 2017

SALAMEDAN HARI PUISI INDONESIA (HPI) 2017 DI SUMENEP

Bertempat di Sanggar Keramat Ganding Sumenep dan bertepatan pada Hari Senin, 24 Juli 2017 dari titik jarum jam 20.30 WIB, pelan-pelan tapi pasti beberapa kawan telah berkumpul untuk mengikuti kegiatan Hari Puisi Indonesia (HPI) 2017.










Sebelumnya, kegiatan HPI Sumenep melalui beberapa tahapan dalam mata rantai acara yaitu 22-23 Juli 2017, Sanggar Musafir membuka acara HPI Sumenep dengan agenda lomba baca puisi. Dalam ingatan saya, beberapa Komunitas yang hadir adalah: Bengkel Teatre yang mengisi acara dengan pertunjukan teater yang berjudul Dimensi yang Lain. Adapula Komunitas Bunyamin dengan pembacaan puisi. Sedangkan Sanggar Aliens menyuguhkan musikalisasi puisi yang disambungkan dengan musikalisasi puisi dari kawan-kawan TKB dan dari Sanggar Keramat. Pun Komunitas Rumah Kita bersedia dari awal memandu jalannya acara bersama Sanggar Permata. Ada lilin, ada obor, musik dan teater, tadi malam acaranya sederhana, santai dan semuanya berjalan lancar meski ada kendala teknis di lampu penerangan tapi semuanya juga mengalir sebagaimana air mencari tempat untuk sampai.



Ya acara yang secara proses sangat alami ini dengan bermodal hanya sebatas kecintaan pada puisi, lebih-lebih pada proses diri sendiri. Dalam sambutan yang diwakili oleh Perwakilan Forum Belajar Sastra ada himbauan untuk mencintai proses, menghormati semua proses komunitas manapun karena tujuan sejatinya berkomunitas adalah belajar untuk menuju komunitas yang sesungguhnya yaitu bermasyarakat, panggung sejatinya panggung adalah dunia dan masyarakat itu sendiri.



Akhirnya malam ketiga sama juga dengan malam yang kian larut, lagu dan puisi Menjadi Malam dinyanyikan bersama dipandu oleh ketua pelaksana Mohammad Ramsi Assahra sampai di titik jam 22.45 WIB. Setelah menjadi malam yang tak mudah adalah gambaran bahwa dalam proses juga tak mudah. Tapi kebersamaan juga seperti malam yang turut larut.





Acara doa bersama dan pemotongan Tumpeng diiringi dengan lagu Indonesia Raya menjadi pertanda puncak malam ketiga di Sanggar Keramat Ganding. Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Selesailah acara semalam ditandai dengan tumpeng yang lenyap dari nampan. Salam. (Fendi Kachonk)