Minggu, 04 Januari 2015

“Seni dan Budaya sebagai Sarana Perjuangan HAM”




Peluncuran dan Bedah Buku Antologi Puisi TITIK TEMU di Sumenep

Sumenep menjadi kota pertama yang menjadi titik temu bagi Antologi Puisi TITIK TEMU, sebuah antologi puisi dari 60 penyair nusantara bertema Hak Asasi Manusia yang diterbitkan oleh Komunitas Kampoeng Jerami. Acara ini digelar oleh Komunitas Kampoeng Jerami bersama dengan RRI Sumenep dan organ-organ lain pada Minggu, 4 Januari 2015, dimulai pada 08.30 sampai selesai.
Penghormatan pada seni dan budaya menjadi bagian utama dalam kegiatan yang diadakan di gedung Kesenian LPP RRI Sumenep ini dengan pembicara Moch. Khoiri, dosen Universitas Soerabaya dan juga salah satu penulis buku, Fendi Kachonk, sastrawan dari Sumenep dan juga pengasuh Komunitas Kampoeng Jerami. Sejumlah penyair membaca puisi dalam acara ini seperti Anton Syaf, M. Faizi, dan sebagainya. Selain itu dirangkai juga dalam musikalisasi puisi, dan pentas teater.
 Fendi Kachonk menandaskan impian Komunitas Kampoeng Jerami dalam ranah sastra dan budaya Indonesia lewat penerbitan buku ini. Selain ingin menyampaikan pesan kemanusiaan dari penyair-penyair Indonesia yang ditujukan bagi semua manusia di Indonesia, dikatakan bahwa karya sastra haruslah diangkat untuk menghormati martabat manusia. “Lewat buku kami ingin menyebarkan nilai-nilai penghormatan pada Hak Asasi Manusia lewat penerbitan dan diskusi buku di berbagai kota,” ungkapnya. Seni dan budaya masyarakat adalah sarananya.
Karena itulah, untuk event pertama Titik Temu di Sumenep ini yang dilejitkan bukan hanya puisi, tapi kesenian dan budaya lain. Buku ini sendiri sudah membuktikan bahwa puisi dapat dipadukan dengan lukisan, dengan musik dan dengan tari. Ferli, ketua panitia untuk kegiatan Sumenep ini berhasil menarik banyak penggiat seni dan sosial hadir dalam peluncuran dan bedah buku. Tak kurang dari 100-an orang hadir memenuhi ruang yang disediakan oleh RRI Sumenep ini.
Titik Temu sendiri sudah merangkul 60 penyair dari seluruh Indonesia yaitu Acep Zamzam Noor, Ady Harboy, Aji Saputra, Alex R. Nainggolan, Alra Ramadhan, Ariany Isnamurti, Bayu Taji, Bunda Umy, Cici Mulia Sary, Ciek Mita Sari, Dedy Tri Riyadi, Dewi Nova, Dita Ipul,  Djemi Tomuka, Edy Samudra Kertagama, Fendi Kachonk, Handry TM, Hasmidi Ustad, Indarvis Inda, Jamal D. Rahman, Joko Bibit Santoso, Julia Asviana, Khifdi Ridho, Korrie Layun Rampan, Lara Prasetya, Lia Amalia Sulaksmi, Lilis A Md, Mariana Amiruddin, Masita Riany, Maulidia Putri, Meitha KH, M. Faizi, Mohammad Arfani, Much. Khoiri, Muhammad Zamiel El-Muttaqien, Nissa Rengganis, Retha, Reza Ginanjar, Saifun Arif Kojeh, Sastri Bakry, Saut Poltak Tambunan, Senandung Sunyi Chamellia, Setyo Widodo, Shinta Miranda, Siti Noor Laila, Soetan Radjo Pamunjak, Sofyan RH. Zaid, Sulis Setiyorini, Syaf Anton Wr., Syarifuddin Arifin, Tengsoe Tjahjono, Umirah Ramata, Upik Hartati, Vebri Al Lintani, Warih Subekti, Weni Suryandari, Yanuar Kodrat, Yeni Afrita, Yonathan Rahardjo, dan Yuli Nugrahani. Penulis yang terlibat ini terdiri dari para penyair senior maupun pemula dari beragam latar suku, agama, profesi, orientasi seksual, cara pandang dan sebagainya.      

    Yuli Nugrahani, cerpenis dan penyair dari Lampung bertindak sebagai editor bagi buku ini. Penyusun naskah Fendi Kachonk, Umirah Ramata dan Cici Mulia Sary. Ilustrasi sampul dan isi buku digarap oleh Dana E. Rachmat, pelukis dan penggiat Dewan Kesenian Lampung (DKL) dengan desain dan tataletak Devin Nodestyo. Buku ini sudah diluncurkan lewat dunia maya bertepatan dengan hari HAM, 10 Desember 2014 dan menurut rencana selain di Sumenep akan diluncurkan di berbagai kota di Indonesia seperti Malang,   Surabaya, Jakarta dan Bengkulu.*
 

Tidak ada komentar: